Kode Mata Kuliah: 132-114.01. Daftar Buku Rujukan: Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik. Materi kuliah perkembangan peserta.Mencapai hubungan lebih matang dengan teman sebaya. Metodologi pengajaran. Memelihara kebersihan. Dan psikologi belajar. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model 'kemungkinan' dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi. Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian, aspek inilah aspek yang lainnya tumbuh, Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya (“The True Psychic Reality”), oleh karena Id merupakan dunia batin manusia atau subyektif, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. ![]() Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur biologis), termasuk instink, dan Id merupakan “reservior” energi psikis yang menggerakkan Ego dan Super Ego. Energi psikis di dalam Id itu dapat meningkat oleh karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam. Apabila energi meningkat, yang berarti ada tegangan, segeralah Id mereduksikan energi itu untuk menghilangkan rasa tidak enak itu. Menjadi pedoman dalam berfungsinya Id ialah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan, pedoman ini disebut “Prinsip Kenikmatan” atau “Prinsip Keenekan” (Lust Prinzip, the Pleasurre Principle). Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kenikmatan iti Id mempunyai dua cara (alat proses), yaitu. Aspek ini adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (Realitat). Orang lapar mesi perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam dirinya, ini berarti bahwa organisme harus dapat membedakan antara khayalan tentang dan kenyataan tentang makanan. Disinilah letak perbedaan antara Id dan Ego, yaitu kalau Id hanya mengenal dunia batin maka Ego dapat membedakan suatu yang hanya ada dalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar. Sindrome costilla cervical pdfescape. [Show abstract] [Hide abstract] ABSTRACT: Thoracic outlet syndrome (TOS) is a neurovascular entrapment syndrome of the upper extremity. It is most broadly separated into vasculogenic (V-TOS) and neurogenic (N-TOS) subtypes. Cauda equina syndrome (CES) is a condition due to damage to the bundle of nerves below the end of the spinal cord known as the cauda equina. Symptoms include low back pain, pain that radiates down the leg, numbness around the anus, and loss of bowel or bladder control. Dalam fungsinya Ego berpegang pada “Prinsip Kenyataan” atau “Prinsip Realitas” (Realitatsprinzip, the reality principle) tujuannya ialah mencari objek yang tepat (serasi)untuk mereduksikan tegangan yang timbul dalam organisme dan beraksi dengan sekunder (Sekundar Vorgang, secondary process) adalah proses berfikir realistis, dengan mempergunakan proses sekunder Id merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya (biasanya dengan sesuatu tindakan) untuk mengetahui apakah rrencana itu berhasil atau tidak. Misal: orang lapar merencanakan dimana dia dapat makan, lalu pergi ketempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana tersebut berhasil (cocok dengan realitas) atau tidak. ![]() Perbuatan ini secara teknis disebut Reality Testing. Ego dapat pula dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karena Ego ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan, dalam menjalankan fungsi ini seringkali Ego harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara Id dan Super Egodan dunia luar. Namun harus selalu diingat, bahwa Ego adalah drivat dari Id dan bukan untuk merintanginya, peran utamanya ialah menjadi perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme. Super Ego diinternalisasikan dalam perkembangan anak sebagai response terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan oleh oran tua). Dengan maksud mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman anak mengatur tingkah lakunya sesuai dengan garis-garis yang dikehendaki oleh orang tuanya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |